Sabtu, 23 Desember 2017

Aliran Rasa Tantangan Level 10 Bunda Sayang


Menumbuhkan Karakter Anak Lewat Dongeng

Saya menjadi agak sedikit 'eksis' sendiri saat mendongeng. Rasanya kok anak-anak saya sepertinya enggan mendongeng ya? Perasaan itu sudah saya kubur dalam-dalam, karena perasaan tersebut malah membuat saya tidak percaya atas potensi keluarga sendiri. 

Selain memang target liburan ini Kaka dan Adik menghasilkan paling tidak satu cerita. Alhamdulillaah terwadahi juga keinginan itu dengan sekalian mengikuti tantangan Kelas Bunda Sayang Level 10 ini.

Rasanya senang, greget, tapi saya akui masih belum maksimal, dan jauh dari sempurna. Namun, proses menurut saya adalah kesempurnaan itu sendiri. Di level ini Anak pertama saya, Charry kelihatan lebih mudah menuangkan perasaannya baik dalam bentuk cerita, dongeng ataupun menceritakan kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menjadi poin tambahan. Sesuatu yang di luar dugaan saya sendiri, saat anak pertama saya yang tadinya sering terjadi 'gap' atau kesalahfahaman, karena sikap saya pribadi sebagai orang tua yang mungkin kurang tepat. 

Kegiatan mendongeng, dan bercerita, membuat hubungan kami lebih dekat dan lebih terbuka. Meningkatkan bounding keluarga, dan menibgkaykan cara berbahasa yang lebih baik. Terkadang Kakak menambahkan puisi-puisi atau nyanyian-nyanyian kecil saat kami bercengkerama. Saya fikir, ini benar-benar hikmah dari menjalankan kegiatan mendongeng dan atau bercerita. 

Tak kalah asyiknya saat mengajak di kecil, anak ke dua saya, Ryu. Ryu senang sekali mendengarkan saya mendongeng, sesekali dia tersenyum, bertepuk tangan dan tertawa. Daan, itu pula yang harus kami (suami, saya, dan Kak Charry) lakukan. Kami sangat belajar menghargai saat salah satu anggota keluarga ingin mengemukakan pendapat. Saya yakin, ini adalah salah satu keuntungan atau kebaikan dari membiasakan mendongeng dan atau bercerita tentang hal-hal yang baik.

Satu hal lagi, kegiatan mendongeng atau bercerita telah membantu kami berkegiatan literasi dari mulai reseptif hingga produktif.

Alhamdulillaah.

Thanks to My Husband, Papa Hary who always supports me and our daughters. Love you always...

#AliranRasa
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination
#literacyhometeam

Sabtu, 01 Juli 2017

Fabric Painting

Fabric Painting with Mbak Ike Chandra

Ragu-ragu tak menentu, mau menulis lagi rasanya apa iya tulisanku ini bagus? Mungkin bagus belum tentu, tapi baik masih mungkin. Baik untuk terus berlatih menulis.

Sekitar kurang lebih setahun tidak mendecou. Rasanya ada semacam panggilan. Panggilan itu berbisik. Ayo mendecou lagi!! Ayo berkarya lagi!! Karya itu tak kan usang. Malah menuai suka tatkala anak pinak kita menyaksikan kelak. Semoga...

Semalam berkunjunglah saya ke tempat pelatihan salah satu master decou, sang artist nan keren, bernama Mbak Ike Chandra. Hasil karyanya di bidang decoupage tidak diragukan lagi. Terakhir Mbak Ike membuka kelas fabric painting yang full painting. Rasanya seperti mimpi bisa berjumpa dengan Mbak Ike Chandra.

Tak hanya itu, ada juga para master yang lain, Mbak Weza dengan meraknya yang aduhai, dan warna tosca nan menawan, Mbak Linda dengan Lili ungu nan seru dengan paduan membiru dalam dan bermakna dan Mbak Dian dengan bungan mawar merona dan embun yang mendingin memberi kesejukan mata yang memandang.

Sabar sekali Mbak Ike menuntun sang pembelajar yang agak terseok-seok ini saat memegang kuas ini. Kentara sekali pemulanya saat sketsa bunga tulip sang Master ini kutorehkan cat. Saya bayangkan cair kentalnya cat akrilik yang saya coba coelkan dengan kuas yang sudah dipersiapkan Sang Master.

Saya perhatikan, kuasnya pun unik. Bentuk kuasnya tak seperti bentuk kuas yang biasa saya lihat. Ternyata, sebelum dipergunakan untuk melukis, kuas tersebut harus dibentuk sedemikian sehingga memberi kenyamanan kepada kita untuk mencat media.




Media yang digunakan adalah bahan kain (fabric). Cat yang dibutuhkan adalah warna-warna cat primer, dan cat yang dikehendakim misalnya warna merah muda, ungu, dan hijau. Media yang saya pergunakan adalah media denim. Warna media tersebut gelap, sehingga dibutuhkan kegiatan memblock gambar dengan warna cerah, yakni dengan cat putih.

Cat warna hitam dipergunakan untuk memberi kesan gelap, atau menuakan warna. Misalnya, warna merah bisa dibuat merah marun atau merah tua dengan menambahkan warna hitam. Warna kuning berfungsi memberi kesan terang atau membuat warna menjafi terang. Misalnya warna hijau, dapat dibuat lebih terang dengan menambahkan warna kuning.

Ada satu bahan cat yang juga baik untuk disediakan adalah medium painting. Cat medium ini berfungsi mengencerkan cat dan memberi kesan halus pada cat.

Untuk pemula seperti saya, lebih baik gambar yang akan dibuat pada media kain sudah ada. Gambar bisa didapatkan dengan cara mendownload gambar di internet.

Alhamdulillah, saya sangat beruntung bisa berjumpa langsung dengan Mbak Ike Chandra yang sangat memahami saya sebagai pendatang baru. Beliau sangat sabar memberikan instruksi dan membimbing saya tahap demi tahap. Semoga bisa berjumap kembali di kesempatan mendatang. Salam craft!!


Sabtu, 27 Mei 2017

Sederhana Sambut Ramadhan

Sederhana Sambut Ramadhan 

Selalu berharap, 
Ramadhan tahun ini lebih baik, 
dan lebih bermakna
dibanding Ramadhan sebelumnya. 
Aamiin.

Sehari sebelum Ramadhan, saya lewati bersama sang buah hati tercinta. Mendongeng lagi. Mendongeng lagi dan lagi untuk berlatih. Salah satu sahabat sekeluarga, meminta saya untuk mendongeng menyambut Ramadhan. Tema yang diangkat adalah Ramadhan Ceria.

Tema tersebut seakan menggambarkan keadaan saya saat itu. Detik-demi detik terasa sangat sayang untuk diabaikan. Kak Cha, panggilan anak pertama saya yang ikut melalui hari bersama saat itu, terlihat menikmati proses yang dijalaninya. Betapa tidak, dari mulai Jam 6 pagi, harus menggunakan sewa motor sejauh puluhan kilo bersama saya, hanya untuk menemani saya mendongeng. Seusai menemani saya, Kakak harus mengikuti ujian penempatan salah satu les Bahasa. Sampai di rumah lagi hari sudah gelap. Semoga selalu bernilai ibadah ya Kak.

Namun, Allah selalu mengetahui apa yang dibutuhkan hambaNya. Kelelahan itu terbayarkan oleh kegiatan-kegiatan seru yang diadakan sang sahabat di kediamannya. Kegiatan pertama yakni pembagian bingkisan menyambut Ramadhan Ceria.

Ada cara unik lho yang disuguhkan tuan rumah. Untuk mendapatkan bingkisan itu, anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut, diundang untuk maju ke atas arena panggung untuk 'unjuk kabisa' (baca: menunjukkan keahliannya) ada yang bernyanyi, berhitung, menari, dan membacakan surat hafalan. Perlu diketahui bahwa panggung yang disediakan itu bukan panggung yang memiliki ketinggian yang berbeda dengan audiens, namun panggung yang terbuat dari karpet bergambar kartun sebagai alasnya.



Backdropnya adalah gambar kupu-kupu yang lucu sekali yang dipenuhi hiasan kertas warna-warni. Tidak hanya itu, setelah diperhatikan, seluruh ruangan penuh dengan hiasan menyambut Ramadhan. Mulai dari huruf-huruf indah terukir dikertas berbentuk bunga, hingga prestasi Ramadhan yang akan dilalui sebulan mendatang. Benar-benar keluarga yang luar biasa.

Berbicara tentang kupu-kupu, itu juga menjadi salah satu tema dalam dongeng yang saya bawakan. Mengapa kupu-kupu dijadikan subjek menyambut Ramadhan? Sebab kupu-kupu pun berpuasa selama menjadi kepompong, untuk menjadi kupu-kupu yang indah. Tidak tanggung-tanggung, puasanya melebihi puasa kita sebagai umat muslim. Kupu-kupu berpuasa berhari-hari. Maha Besar Allah yang mengetahui kebaikan berpuasa.

Kegiatan selanjutnya adalah mendongeng. Mendongeng mengajarkan saya untuk membaca lebih banyak, dan mengulang materi pelajaran yang pernah saya pelajari di bangku sekolah. Mendongeng membuat saya lebih bermanfaat, walau hanya sedikit sekali. Mendongeng juga membantu mengeksplorasi kesukaan saya. Salah satunya adalah seni melipat. Walau seni melipat yang saya bisa pun hanya sebatas dasar. Namun, dengan mengajak audiens membuat sesuatu, saya berharap, salah satu pesan moral tersampaikan.

Bahan yang biasanya saya bawa untuk berkreasi bersama sembari mendongeng adalah bahan bekas. Pada kesempatan ini, bahan yang saya siapkan adalah kertas koran.

Kertas koran dibentuk menjadi segiempat, sehingga saat melipat, anak-anak tidak terlalu kesulitan. Padahal, kenyataannya gampang-gampang sulit. Yes! Melipat kupu-kupu menggunakan sedikit Bahasa Asing. 

Sederhana, juga merupakan pesan yang ingin saya sampaikan. Apa pun yang ada di sekeliling kita dapat dimanfaatkan untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan sehingga bermakna dan menjadikannya Ramadhan Ceria. 

Sederhana dalam beraktifitas, juga sederhana dalam bersikap. Senyumlah, sambil mengucapkan salam, dan jangan lupa untuk bersedekah. Itu adalah tiga amalan sederhana yang dapat dilakukan saat Ramadhan. Ingatlah, bahwa di bulan suci ini, Allah lah yang akan langsung memberi pahala berlipat-lipat dari bulan-bulan yang lain. Bulan Ramadhan itu pembakar dan pelebur dosa. Di bulan ini pun terbuka pintu-pintu kebaikan, dan tertutup pintu-pintu keburukan.

Maka dari itu, menabung kebaikan lebih banyak karena Allah, akan saya coba amalkan untuk membiasakan saya dan keluarga tercinta. Sehingga Ramadhan yang akan saya lalui memberi keberkahan kepada kehidupan saya sekarang dan nanti. Aamiin.

Kegiatan selanjutnya adalah menghias booklet Ramadhan. Stiker-stiker lucu dan menarik, siap menghiasi booklet itu. Tak kalah menarik adalah mengajak anak-anak membuat bola susu berwarna. Sungguh hari yang sangat asyik dan bermakna.

Terima kasih Ya Rabb.

#RamadhanInspiratif #Challenge #Aksara
#Day1
#SederhanaSambutRamadhan

Rabu, 15 Februari 2017

Tantangan 10 Hari yang Menegangkan

Pick A Boo

Permainan tradisional yang satu ini tak pernah tertelan masa. Ya benar! Petak umpet. Ruangan sekat-sekat ini sangat membantu kami menumbuhkan keceriaan di sela-sela aktifitas kami di rumah. Si Sulung sedang mengerjakan Pe er, si kecil tidak peduli. Diajaknya si Kaka bermain dengannya. Walau demikian, si kecil akhirnya mengerti, dan menunggu sejenak, hingga Kakaknya menyelesaikan tugasnya.

'Ade, Kaka lagi ngerjain Pe er.' Jelas Kaka. Saya kebetulan sedang melipat pakaian. 'Ade, sebentar ya, Mama sedang melipat pakaian terlebih dulu.'

Ade hanya tersenyum sambil bolak balik berlari di hadapan kami.

'Oke! Saatnya bermain!' Seru Ade, melihat saya selesai melipat. Namun, diambilnya satu kain, ditutupnya kepalanya, sambil menyeru, 'Mama! cari Ade!'.

Saya berpura-pura tidak melihat. 'Wah, Ade, dimana ya?' Sambil saya berhitung, satu hingga lima. 'Taraaa, Ini Ade Ma!' kami berdua berpelukan.

'Kaka ko ga diajak?' Keluh Kaka. Baiklah, akhirnya kita bertiga bermain bersama.

Pertama-tama agar adil, kita mulai hompimpah. Ternyata yang pertama menjadi kucing itu Ade. Ade menghitung angka satu hingga sepuluh. Kami sibuk mencari tempat bersembunyi. Karena badan saya yang paling besar agak sulit bersembunyi. Kaka, bersembunyi di balik tempat tidur, karena lumayan kecil. Saya, bersembunyi di mana ya? Hehehe.

Akhirnya saya menentukan pilihan.
Hitungan sepuluh selesai, Ade mulai mencari-cari kami. didatanginya dapur tempat saya memasak, didatanginya kamar tempat kami tidur. Namun, tak ditemukan juga kami. Lalu dilihatnya satu ruangan lagi dengan pintu terbuka.

'Mama!' Teriak Ade, sambil melihat di balik pintu, karena di situlah saya bersembunyi. Lalu berlari ke tempat dia menghitung, dan menepukan tangannya di tembok.
Lalu dia segera lari ke tempat tidur yang ditaruh berdiri ke tembok. Ya, tempat tidur kami, kami buat tanpa ranjang, agar bisa di senderkan ke tembok. Hingga, ruangan menjadi lebih luas. Disibakkan sprei yang membalut kasur itu. Tak nampak apa-apa. Lalu Ade mengambil senter, dan kembali ke tempat tadi, dan...

'Kaka!' Teriak Ade girang. Sambil lari dan menepukkan tangannya ke tembok.

Ternyata Ade sudah pandai berhitung, dan lebih teliti, juga sabar mencari kami. Kaka juga sudah tidak marah lagi kalau ditemukan, biasanya suka marah atau manyun. Sekarang, sudah lebih bisa bersabat terhadap Ade. Alhamdulillaah.

#hari5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 11 Februari 2017

Tantangan hari 10 yang Menegangkan PART 4

Bercangkul yuuk!^^


Sepertinya satu lagi permainan yang tidak habis terlelan masa. Game ini bernama 'cangkulan'.

Yang kita perlukan adalah satu set kartu. Yang dilakukan adalah bagi sesuai anggota keluarga, berikan sekitar 4 hingga lima kartu acak, atau jumlahnya sesuai selera.

Kartu tersebut dibagikan, setelah itu, ditentukan siapa yang pertama mengeluarkan kartu, selanjutnya anggota lain mengeluarkan jenis kartu yang sama.

Dicangkul kartu-kartu itu hingga habis.

Ada beberapa kelebihan dari permainan ini. Semua anggota keluarga berusaha untuk berlapang dada. Anak-anak belajar menghargai kepada pemenang. Anggota keluarga belajar menahan diri dari ketidaksabaran orang tua menunggu.
Nyanyian cangkul yang dalam juga bisa dinyanyikan bersama-sama.

Tantangan 10 Hari yang Menegangkan Part 3

Burgerku Clayku


Warna warni clay itu membuat anak-anak saya tidak berhenti berkreasi.

Awalnya anak sulung yang mengajak adiknya bermain 'malam' (istilah clay atau play dough di tempat kami).

Digulung-gulung, dipotong menggunakan penggaris, dibulatkan dan dipipihkan, sehingga menyerupai benda-benda. 

Akhirnya, jatuhlah pilihan kami untuk bermain masak-masakkan. Dalsm bahasa daerah kami disebut bancakan. Pesanan sudah menunggu. Ada ketoprak lotek dan burger. Saya adalah pelanggan pertama pdmesan burger.
Adik dan Kakak saling membantu membentuk dan menyiapkan burger pesanan saya.
Akhirnya, jadilah burger buatan Kakak, dan Adik.



#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan 10 Hari yang Menegangkan Part 2

Balon Lukis


Balon merupakan mainan yang wajib ada di rumah. Entahlah, rasanya balon bia memberikan ruang lebih untuk meluapkan rasa kegembiraan.

Suatu waktu, balon itu dimainkan. Masih seperti biasa, dilemparkan dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga yang lain. Jika empat orang ysng bermain, berarti posisi membentuk  persegi. Namun, jika bertiga, berarti membentuk segitiga, dan seterusnya.

Selesai bermain lempar balon, si kecil mengambil tissue basah. Lalu dilapnya tangannya. Tapi kok anteng banget ya? Ternyata tissuenya itu diambilnya sebagian kecil hingga membentuk gumapan kecil di ujung. Selanjutnya, taraaa... huruf-huruf terbentuk dari air tissue yang diltuliskan di balon. 

Pintar sekali ya anak yang satu ini. Membuat rasa ini terus bahagia. Semoga selalu memberi inspirasi ya Nak. Aamiin.





#hari2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan 10 Hari yang Menegangkan

Telur Aksara


Permainan ini cukup asyik lho, jika dimainkan oleh banyak anggota keluarga.

Ya benar, memori game. Game ini mengasah ketelitian dan ingatan. Sikap curang juga bisa dolihat lho dari game seru yang ini. Sampai-sampai si adik, sempet hampir menyerah, dengan mengatskan 'bantu cariin dong!, tapi kami diamkan dahulu. Hingga akhirnya, sang adik mencoba mencarinya sendiri.

Mudah-mudah sulit ternyata. Teruji kesabaran seluruh anggota keluarga, terutama si kecil. Hal ini disebabkan karena mainan terbuat dari kertas, sehingga mudah sekali tertiup angin. Sehingga, harus disusunnya lagi berulang-ulang jika tertiup oleh gerakan-gerakan tubuh.

Mainan kartu telur aksara ini, awalnya merupakan tugas sekolah si kecil. Membuatnya sangat sederhana. Kita hanya membentuk lingkaran seperti telur, lalu membuat garis 'crack', selanjutnya, menuliskan abjad, beserta kata cantolannya.

Bentuk telur ini mudah dibuat dan cukup menarik. Beberapa teknik dan strategi dapat pula diterapkan pada mainan huruf dan kata yang satu ini. Selamat mencoba ya Bunda!



#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jumat, 20 Januari 2017

Integrated Learning at Home

Integrated Learning at Home

Anak ke-dua saya saat itu sibuk dengan bercerita tentang tugas sekolahnya. Tak lama dia ambil satu lembar kertas bergaris. Sebenarnya hanya lembaran kertas tulis bekas. Tak luput satu pulpen disambar jari-jari mungil itu. Kuperhatikan sekilas, khusyuknya putriku ini. 

'Pegel!' Gumamnya, seraya berjalan menuju singgasana favoritnya, sofa mini. Sofa yang saya belikan untuk anak yang sulung. Masih tetap menjadi tempat duduk favorit, walau kadang harus berebutan hehehe. 

Di tempat duduknya itu, si kecil mencoret-coret kertas tulis bekas yang tadi. Pertama-tama dia potong berbentuk segitiga-segitiga, Namun, lama-kelamaan saya perhatikan, dia melipat dan memotong ujung-ujung kertas yang masih lebar. Tak lama, beberapa persegi pun terbentuk. 

Lalu apa yang akan dilakukannya? Ternyata, dengan semangat dia menghitung semua bentuk-bentuk itu bersamaan. Lalu saya menyela. 'Ryu, ada berapakah segitiganya?' 
Dengan sigap, anak saya menghitungnya, satu, dua, hingga delapan. 'Oh, so, there are eight triangles!' Saya jelaskan dengan bentuk jari membentuk segitiga, dan selanjutnya mengangkat jari sebanyak delapan jari, menunjukkan jumlah segitiga, yang berjumlah delapan potong. 

Kepalanya mengangguk tanda memahami. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah 'how mIntegrated Learning at Home
Anak ke-dua saya saat itu sibuk dengan bercerita tentang tugas sekolahnya. Tak lama dia ambil satu lembar kertas bergaris. Sebenarnya hanya lembaran kertas tulis bekas. Tak luput satu pulpen disambar jari-jari mungil itu. Kuperhatikan sekilas, khusyuknya putriku ini.

'Pegel!' Gumamnya, seraya berjalan menuju singgasana favoritnya, sofa mini. Sofa yang saya belikan untuk anak yang sulung. Masih tetap menjadi tempat duduk favorit, walau kadang harus berebutan hehehe.

Di tempat duduknya itu, si kecil mencoret-coret kertas tulis bekas yang tadi. Pertama-tama dia potong berbentuk segitiga-segitiga, Namun, lama-kelamaan saya perhatikan, dia melipat dan memotong ujung-ujung kertas yang masih lebar. Tak lama, beberapa persegi pun terbentuk.

Lalu apa yang akan dilakukannya? Ternyata, dengan semangat dia menghitung semua bentuk-bentuk itu bersamaan. Lalu saya menyela. 'Ryu, ada berapakah segitiganya?'
Dengan sigap, anak saya menghitungnya, satu, dua, hingga delapan. 'Oh, so, there are eight triangles!' Saya jelaskan dengan bentuk jari membentuk sehitiga, dan selanjutnya mengangkat jari sebanyak delapan jari, menunjukkan jumlah segitiga, yang beruumlah delapan potong.

Kepalanya mengangguk tanda memahami. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah 'how many squares do you have?' Sambil saya tunjuk bentuk yang persegi, dan membimbing anak saya untuk berhitung, 'one, two, ... eight!'. Ryu tak segan mengikuti. Walau kadang one jadi terdengar 'wang'. ^^

Lalu, saya minta anak saya merekatkan bentuk-bentuk segitiga dua-dua. Selanjutnya, saya tanyakan anak saya. 'Is it triangle?' Anak saya menjawab 'No!'. Pertanyaan selanjutnya, 'So, is it a square?' Anak saya menjawab 'Yes!'

Baiklah, kelihatannya cukup kosa-kata hari ini ya Ryu Sayang. Inspirasi selalu ada di sekeliling kita. Anak belajar dengan instingnya, sehingga orang tua pun ikut belajar. Belajar memahami gaya belajar anak yang juga bisa dengan pendekatan Berbahasa, sehingga terintegrasi.

Lalu, saya minta anak saya merekatkan bentuk-bentuk segitiga dua-dua. Selanjutnya, saya tanyakan anak saya. 'Is it triangle?' Anak saya menjawab 'No!'. Pertanyaan selanjutnya, 'So, is it a square?' Anak saya menjawab 'Yes!'

Dari kegiatan ini, anak saya dapat mengenal bentuk dalam bahasa Inggris. Selain itu, konsep persegi jika dibagi dua, dan dipotong ujung dengan ujungnya menghasilkan segitiga.

Baiklah, kelihatannya cukup kosa-kata hari ini ya Ryu Sayang. Inspirasi selalu ada di sekeliling kita. Anak belajar dengan instingnya, sehingga orang tua pun ikut belajar. Belajar memahami gaya belajar anak yang juga bisa dengan pendekatan Berbahasa, sehingga terintegrasi.


#ODOPfor99days
#day3
#GoEnglishGreen
#IntegratedLearning

Senin, 02 Januari 2017

Go 'English' Green

One Day One Post for 99 Days
Day 1 (One)

Go 'English' Green


"Kita bersaing dengan diri kita sebelumnya."


Peletak! Rasanya ada yang menghempaskan 'sesuatu' ke benak saya, sehingga saya merasa malu, terpacu, untuk bersaing dengan kenaikan.  Quote yang saya ambil dari pembuka program ODOP for 99 Days oleh Teh Shanty Dewi Arigin yang super kece.

Menulis adalah salah satu impian saya saat ini. Ingin rasanya mengabadikan momen-momen berharga bersama keluarga, saudara dan kawan-kawan yang se-visi.

Cu, kamu mau nulis apa? Pertanyaan yang sering terlontar dari hati kecil ini. Bahasa, ya bahasa Inggris yang ingin saya tulis. Tulisan sederhana saja terlebih dahulu, daripada tulisan ittu tidak jadi-jadi, hehehe.

Bahasa Inggris sangat membantu kehidupan saya, mulai dari memahami teks, menrjemahkan, hingga berbagi melalui kegiatan mengajar. Hingga, saya tak mau 'kabisa' yang diberi Allah salah satunya lewat kuliah ini, terbang menguap begitu saja tanpa bekas. Paling tidak, keluarga terdekat juga dapat merasakannya.

Anak-anak yang menjadi prioritas utama. Sembari juga baru menyadari bahwa keluarga iut patut memiliki satu 'brand'. Bahwa, keluarga itu merupakan cikal bakal kebudayaan. 

Untuk konsep pendekatannya masih digodok dalam fikiran saya. Namun yang pasti, mencari cara yang mudah, menggunakan bahan-bahan yang sudah ada (baca: sisa / bekas terpakai), dan tentunya menarik. 

Semoga melalui niat pembentukan dan penguasaan berbahasa yang lebih baik di tahun ini, dapat juga bisa berbagi kebermanfaatannya untuk lingkungan tempat saya berpijak.