Jumat, 20 Januari 2017

Integrated Learning at Home

Integrated Learning at Home

Anak ke-dua saya saat itu sibuk dengan bercerita tentang tugas sekolahnya. Tak lama dia ambil satu lembar kertas bergaris. Sebenarnya hanya lembaran kertas tulis bekas. Tak luput satu pulpen disambar jari-jari mungil itu. Kuperhatikan sekilas, khusyuknya putriku ini. 

'Pegel!' Gumamnya, seraya berjalan menuju singgasana favoritnya, sofa mini. Sofa yang saya belikan untuk anak yang sulung. Masih tetap menjadi tempat duduk favorit, walau kadang harus berebutan hehehe. 

Di tempat duduknya itu, si kecil mencoret-coret kertas tulis bekas yang tadi. Pertama-tama dia potong berbentuk segitiga-segitiga, Namun, lama-kelamaan saya perhatikan, dia melipat dan memotong ujung-ujung kertas yang masih lebar. Tak lama, beberapa persegi pun terbentuk. 

Lalu apa yang akan dilakukannya? Ternyata, dengan semangat dia menghitung semua bentuk-bentuk itu bersamaan. Lalu saya menyela. 'Ryu, ada berapakah segitiganya?' 
Dengan sigap, anak saya menghitungnya, satu, dua, hingga delapan. 'Oh, so, there are eight triangles!' Saya jelaskan dengan bentuk jari membentuk segitiga, dan selanjutnya mengangkat jari sebanyak delapan jari, menunjukkan jumlah segitiga, yang berjumlah delapan potong. 

Kepalanya mengangguk tanda memahami. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah 'how mIntegrated Learning at Home
Anak ke-dua saya saat itu sibuk dengan bercerita tentang tugas sekolahnya. Tak lama dia ambil satu lembar kertas bergaris. Sebenarnya hanya lembaran kertas tulis bekas. Tak luput satu pulpen disambar jari-jari mungil itu. Kuperhatikan sekilas, khusyuknya putriku ini.

'Pegel!' Gumamnya, seraya berjalan menuju singgasana favoritnya, sofa mini. Sofa yang saya belikan untuk anak yang sulung. Masih tetap menjadi tempat duduk favorit, walau kadang harus berebutan hehehe.

Di tempat duduknya itu, si kecil mencoret-coret kertas tulis bekas yang tadi. Pertama-tama dia potong berbentuk segitiga-segitiga, Namun, lama-kelamaan saya perhatikan, dia melipat dan memotong ujung-ujung kertas yang masih lebar. Tak lama, beberapa persegi pun terbentuk.

Lalu apa yang akan dilakukannya? Ternyata, dengan semangat dia menghitung semua bentuk-bentuk itu bersamaan. Lalu saya menyela. 'Ryu, ada berapakah segitiganya?'
Dengan sigap, anak saya menghitungnya, satu, dua, hingga delapan. 'Oh, so, there are eight triangles!' Saya jelaskan dengan bentuk jari membentuk sehitiga, dan selanjutnya mengangkat jari sebanyak delapan jari, menunjukkan jumlah segitiga, yang beruumlah delapan potong.

Kepalanya mengangguk tanda memahami. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah 'how many squares do you have?' Sambil saya tunjuk bentuk yang persegi, dan membimbing anak saya untuk berhitung, 'one, two, ... eight!'. Ryu tak segan mengikuti. Walau kadang one jadi terdengar 'wang'. ^^

Lalu, saya minta anak saya merekatkan bentuk-bentuk segitiga dua-dua. Selanjutnya, saya tanyakan anak saya. 'Is it triangle?' Anak saya menjawab 'No!'. Pertanyaan selanjutnya, 'So, is it a square?' Anak saya menjawab 'Yes!'

Baiklah, kelihatannya cukup kosa-kata hari ini ya Ryu Sayang. Inspirasi selalu ada di sekeliling kita. Anak belajar dengan instingnya, sehingga orang tua pun ikut belajar. Belajar memahami gaya belajar anak yang juga bisa dengan pendekatan Berbahasa, sehingga terintegrasi.

Lalu, saya minta anak saya merekatkan bentuk-bentuk segitiga dua-dua. Selanjutnya, saya tanyakan anak saya. 'Is it triangle?' Anak saya menjawab 'No!'. Pertanyaan selanjutnya, 'So, is it a square?' Anak saya menjawab 'Yes!'

Dari kegiatan ini, anak saya dapat mengenal bentuk dalam bahasa Inggris. Selain itu, konsep persegi jika dibagi dua, dan dipotong ujung dengan ujungnya menghasilkan segitiga.

Baiklah, kelihatannya cukup kosa-kata hari ini ya Ryu Sayang. Inspirasi selalu ada di sekeliling kita. Anak belajar dengan instingnya, sehingga orang tua pun ikut belajar. Belajar memahami gaya belajar anak yang juga bisa dengan pendekatan Berbahasa, sehingga terintegrasi.


#ODOPfor99days
#day3
#GoEnglishGreen
#IntegratedLearning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar