Sabtu, 29 Oktober 2016

Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan

NICE HOME WORK #2
CHEKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

Unsur-unsur ruang
Unsur-unsur datar
Unsur-unsur waktu
Unsur-unsur massa .
 .
Kesemua tunjukkan tanda
Kesemua jadikan arah
Menuju kebaikan Dan kemaslahatan. . .
.
'Mau Mama seperti apa?' .
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang dilontarkan sama untuk semua anggota keluarga, untuk suami, anak pertama, dan anak kedua saya.
.
'Ade ingin Mama yang baik.' Serasa ditampar dengan pecut berujung pisau tajam, sakit rasanya. Malu dengan kealpaan ini. Anak saya yang kecil pasti tidak mengarang cerita. Kejujurannya yang polos membuat hati ini teriris-iris. Maaf jika dramatis, namun harus tetap selalu terbuka untuk evaluasi yang mendekati sempurna. Anak saya yang kedua, memberikan jawaban yang memang membuat saya lebih sadar, bahwa perjumpaan kami harus lebih baik lagi. Secara, keberadaan saya di rumah lebih menyempit karena pekerjaan saya. Setiap berjumpa, tak luput dengan canda tawa, namun tak sedikit mungkin cara saya menyakiti hatinya, karena saya terlalu tegas. Ini pe er Mama ya De'.
.
'Kakak ingin Mama yang ini aja'. Usia Kakak terpaut 6 tahun lebih tua dari usia adiknya. Apa gerangan yang teekandung dalam makna perasaannya itu? Perlu lebih ditelaah, karena Kakak sudah akan menginjak masa puber. Jawaban itu mungkin memang tulus diungkapkannya. Tidak terlalu neko-neko meminta ini itu dari sikap ibunya. Kemungkinan yang lain adalah mungkin Kakak malah sudah 'kurang' peduli dengan lingkungan di rumah. Ini benar-benar pe er yang harus dituntaskan dengan seksama. Waktu berkualitas saya dengan anak sulung saya benar-benar terbatas. 24 jam yang telah diberikan Sang Kuasa harus saya pergunakan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk anak-anak saya.
.
'Papa ingin Mama berkarir di rumah, memperbaiki kebiasaan-kebiasaan, menjalankan kebiasaan seperti sekarang saat bekerja walaupun seandainya nanti misalnya lebih banyak di rumah. Memperbaiki komunikasi dengan anak-anak, dan mulai menjalankan bisnis sendiri, sembari menabung dan mempelajari taktik berbisnis yang baik, sehingga menghasilkan 'passive income'.
 .
Apakah berat? Mungkin iya, mungkin tidak. Saya pribadi merasa tidak terlalu 'kaget' dengan pernyataan dari suami saya. Lumayan beberapa kali diungkapkan saat kami mengadakan evaluasi. Masih belum mendapat titik terang, karena posisi suami yang tidak berpenghasilan tetap. Memanglah setiap pasangan memiliki cara dan jalan hidup yang berbeda. Namun, tetap suami harus menjadi prioritas yang pertama dan utama.
.
Walaupun demikian, status saya sekarang masih bekerja paruh waktu di beberapa institusi pendidikan. Pekerjaan saya bukan tanpa sebab, namun untuk kekurangan-kekurangan itu, saya harus berusaha untuk memperbaiki, sehingga komunikasi, dan atmosfir dalam rumah menjadi lebih kondusif dan harmonis.
.
Indikator sebagai Ibu
Jawaban anak-anak saya merupakan salah satu kunci indikator saya sebagai ibu. Saya coba tuangkan menjadi beberapa checklist tugas yang harus saya coba terapkan di masa mendatang, diantaranya: Lebih intensif mendampingi anak-anak, setidaknya di waktu berjumpa. Menanyakan perasaannya, menanyakan teman-temannya, guru-gurunya dan kegiatan lainnya. Mencatat kebaikan yang telah diperbuat dan diamalkan individu masing-masing di rumah. Terutama catatan kebaikan anak-anak saya. Tak lupa juga catatan kebaikan pasangan saya. Belajar bersama di waktu-waktu yang sudah dibicarakan bersama namun fleksibel Mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan baik seperti sholat, baca Quran, hafalan, beramal, belajar, membereskan rumah, memelihara makhluk hidup sekitar, silaturahim dengan keluarga besar dan tetangga. Mengajak anak-anak belajar berbisnis agar lihai berkehidupan di masa mendatang.
.
Indikator sebagai Istri
Jawaban pasangan saya, merupakan jawaban yang wajib saya pertimbangkan dan saya patuhi. Menjadikannya prioritas yang utama. Beberapa checklist pekerjasn rumah yang harus saya coba lakukan dan terapkan, adalah sebagai berikut: Mengatur pekerjaan di rumah menjadi lebih efisien dan efektif. Lebih disiplin dan giat melakukan pekerjaan rumah, sehingga lebih cepat selesai. Sehingga kelebihan waktunya bisa untuk dialokasikan untuk keluarga lagi. Mengurangi volume bekerja di luar. Pandai mengatur keuangan keluarga, sehingga pandai juga mengatur bisnis sendiri. Membagi tugas dan tanggung jawab pada anggota keluarga, sehingga tugas yang mudah dapat didelegasikan kepada anak. Mulai menjalankan bisnis yang sesuai dengan kemampuan dan tidak terlalu banting stir.
.
Indikator sebagai Individu
Sebagai seorang individu, selayaknya saya memiliki tujuan khusus yang berhubungan dengan kemampuan saya. Salah satunya berkarir dengan tidak terlalu menghabiskan waktu keluarga. Lumayan sulit ya? Akhirnya, jatuh pada satu pilihan berkarir, yakni lebih pada kegiatan menulis dan mengajar. . Sehingga saya mendapatkan beberapa checklist untuk dapat saya lakukan. Untuk menulis, saya dapat mengabadikan momen-momen indah dan bermakna bersama anak-anak dan suami, selain itu saya juga dapat mengajarkan beberapa hal untuk dipelajari bersama, seperti belajar bahasa Inggris dan membaca Al-Quran.
.
Kegiatan belajar ini pula tidak hanya untuk anak-anak semata, namun juga untuk anak-anak sekitar. Sehingga, terbersit dalam hati saya untuk membuat semacam klub berbahasa lagi, sementara sudah vakum beberapa waktu, yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan menarik sehingga dapat berbagi dengan lingkungan sekitar.
.
Checklist tersebut, sepertinya terasa kurang tanpa checklist yang berhubungan langsung dengan Allah, Sang Maha Pencipta, tugas saya adalah melakukan amaliah harian dengan lebih baik dan lebih rutin lagi, semisal membaca Al-Quran dengan lebih baik dan menghafalnya. Dengan dibarengi silaturahim kepada orang tua dan kerabat.
.
Semoga semua indikator yang sudah saya coba uraikan, dapat saya amalkan di kehidupan saya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar