Minggu, 06 November 2016

BANGUN PERADABAN INSIDE OUT

NICE HOME WORK #3
MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Bandung Barat, November 2016

Surat Cintaku yang Pertama
Tuk Tambatan Hati

Sayang, perlu kau tahu ini coretan hatiku yang pertama semenjak kita menikah. Memilikimu sungguh anugerah hidup yang tak tertandingkan. Memilikimu sebagai kekasih yang sungguh romantis tanpa kata-kata. Tak perlu memanggilku 'Sayang' atau 'Cinta'... Mama sudah tahu..
Cintamu melebihi segalanya, senyummu, 'cute' mu.

Sayang, Kaka', suamiku, terima kasih akan kesabaranmu menghadapi Mama. Ade' tak sanggup terbangun kerna lelap lelah, namun kau sabar mengecup, membangunkan Ade'. Kau yang lebih dari seorang Ibu, selalu mengingatkan Ade' tuk berhemat, dan disiplin. Tuk sarapan, makan siang dan malam tepat waktu. Jika kami, istrimu dan anak-anakmu sehat, itu berarti kami mematuhimu. Kau adalah peraturan yang sempurna di rumah ini.

Sayang, Papa anak-anak, kau adalah ayah yang sempurna untuk anak-anak kita. Mereka malah lebih merindumu dibandingkan merinduku. Kau selalu ada untuk kami, istrimu dan anak-anakmu.

Ceria tawamu selalu mengisi kesedihan dan kemurungan kami. Saat kau termenung dan tiada kata, itu adalah kesepian ketanyaan yang tak ada akhir hingga kudengar sepatah kata dari mulutmu yang sedang sariawan. Hehe, ternyata walau sariawan Kaka' berusaha untuk berbicara. Terima kasih Sayang.

Mungkin, kata maaf dari Ade', takkan mencukupi kebaikan Kaka'..
Mama kadang pula tak selalu sanggup mengikuti dan atau menyamakan frekuensi kehidupanmu, walau selalu berusaha. Semoga Ade bisa mengikuti itu.

Sayang, kau selalu menjadi Imam kami, Pemimpin kami yang penyayang, berwibawa, adil dan bijaksana. Pembawa Mama dan anak-anak ke jalan kebaikan, hingga bersama ke Syurga Allah Subhanahu wata'ala, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin..

Ade', Mama CharRyu, Cucu, 
Istri yang minus sabar dan yang jauh dari sempurna ini. 😢😊

Daaan... jawabannya adalah...

Jeng jreeeeng....

"💖💝😘👨‍👩‍👧‍👧"

(Segitu aja... hehehe...)

Benar-benar 'sesuatu' saat menyusun kata-kata ini, namun lega karena saya bisa membuatnya untuk suami tercinta.

Sebenarnya, ada satu kelebihan yang terlewatkan, yakni jiwa berwirausaha. Suami saya selalu mengingatkan saya untuk berwirausaha, mulai dari menjual barang-barang yang mudah dan murah, hingga yang lumayan mahal. Terimakasih My Love, kau mengajarkan ku ilmu yang sangat berharga.

Terlalu banyak kelebihan-kelebihan itu untuk diungkapkan, namun satu, saya akan selalu mencintainya, menghormatinya, menjaganya, dan mentaatinya, demi Allah, insya Allah.

Selain kelebihan-kelebihan padanya, saya juga ingin mengutarakan kelebihan-kelebihan anggota keluarga mungil kami, yakni putri-putri kami permata hati.

Anak saya adalah pelita hati, yang selalu hangatkan jiwa dan nyalakan semangat hidup yang tak pernah mati. Canda tawanya, riang ceria mengisi hari-hari. Mengingatkan kami shalat jama'ah dan mengaji.

Saya yakin, banyak bahkan terlampau banyak waktu-waktu tersiakan karena kesibukan ini, karena saat berjumpa dengan mereka, nilai-nilai kehidupan ini serasa lengkap. Sehingga saya yakin bahwa mereka, anak-anak tercinta membawa sifat-sifat Sang Ilahi. Sehingga, hidup saya lebih sempurna.

Kak Charry, panggilan anak saya yang pertama. Usianya menginjak sebelas tahun. Di usianya yang kesekian, makin terlihat sifatnya, dan kelebihannya. Tak ada kekurangan mengenainya, hanya jika ada, itu karena saya. Orang tua yang mendampinginya.

Charry itu ceria, lucu, imut, manis, hemat, percaya diri, cerdas dan kreatif. Anaknya mudah bergaul dan selalu memiliki banyak teman di mana pun dia berada. Maaf jika saya berlebihan, namun begitu adanya. Kakak adalah anak yang cerdas, sehingga dia mampu membaca Al-Quran di usia kelas satu es de. Kakak pun mampu menceritakan kembali isi cerita dalam buku sewaktu te ka. Kakak selalu ingat pesan Mamanya jika sedang bermain di luar rumah, sehingga bisa pulang ke rumah tepat waktu. 

Dia selalu tahu bagaimana menceriakan suasana. Kakak, selalu ingat hari lahir saya, suami, dan adiknya, dan menyanyikan lagu sederhana untuk kami. Masih selalu ingat gigi geligi Kakak jika tersenyum. Kakak pandai mengaji dan bernyanyi, sehingga tak luput setiap acara di sekolahnya tampil membawakan lagu-lagu daerah dan memainkan beberapa alat instrumen tradisional. Selain itum Kak Charry dimandat sebagai konduktor untuk setiap upacara, dan acara khusus lainnya. Kepekaannya terhadap seni, menjadi bekal Kakak untuk berbagi bahagia, dan menjadi percaya diri. Di usianya yang sekarang, dia semakin tahu keinginannya dan semakin bisa mandiri.

Setiap senyum dan tawanya selalu membuat setiap yang memperhatikannya menjadi ikut tertawa bahagia. Jiwa 'enterpreneurship'nya pun mulai tumbuh semenjak menginjak tingkat ke tiga sekolah dasar, yang mana Kakak sudah cukup pandai mengingat, menghitung, dan menjaga barang jualannya, mulai dari alat tulis, pernak pernik, hingga makanan ringan. Hingga beberapa waktu lalu, Kakak sudah bisa menahan keinginan dengan kemandiriannya menabung dan mengumpulkan sedikit demi sedikit keuntungan dari berjualan. 

Kakak yang kreatif itu Kak Charry. Selalu ada cara untuk membuat sesuatu. Mulai dari menggambar karakter-karakter kartun ala dia, membuat gantungan kunci bentuk karakter khusus, hingga membuatkan adiknya kuda-kudaan dari kayu. Kaka' yang memaku dan memalu kayu-kayu itu. Sungguh luar biasa dan berjiwa besar.

Selain itu pula, jiwa ingin memberinya juga cukup baik. Terbukti dengan membawakan makanan kesukaannya, yang didapatnya di sekolah, dibawanya pulang untuk Papanya, Mamanya, dan Adiknya.
Sangat bersyukur untuk kehadiran Kakak di keluarga kecil kami.

De' Ryu panggilan anak saya yang kedua. De' Ryu adalah anak yang rapi dan teliti. Tak kenal menyerah jika satu pekerjaan mengenainya. Di usianya yang menginjak angka enam, dia sudah mampu membaca dengan keinginan sendiri, walau terbata itu biasa. Setiap huruf dibacanya dengan hati-hati namun pasti.

Anak yang satu ini selalu membuat hati terenyuh saat menatap wajahnya. Alasan yang tepat akan membuatnya melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Penyayang merupakan sifat dominan anak yang satu ini. Setiap melihat adik kecil yang usianya di bawah dia, selalu dibimbingnya berjalan dan bermain. 

Dari semenjak De' Ryu mengenal sendal, tak pernah dia memakainya terbalik. Selalu, yang kanan untuk kaki kanandan yang kiri untuk kaki kiri. Setiap mewarnai, warna yang dioleskan selalu rapi dan penuh. Setiap ada tumpukkan baju kering sehabis dijemur, Ryu selalu melipatnya. 

Ryu selalu ingin tahu sesuatu hal, dengan mengikuti prosesnya. Menyusun puzzle-puzzle itu kesukaannya. Hingga sering juga dia bereksperimen rasa, misalnya makan nasi dengan wafer. 

Anak yang kedua ini mudah memahami sesuatu melalui audio, visual dan psikomotorik. Maksudnya, ketika dia mendengar, maka dia akan mengikuti. Saat dia melihat, maka dia akan mengikuti. Begitupun, jika dia ikut melakukan, dia pun akan mengulanginya. Sehingga, hampir semua stimulus bisa dia ikuti. Saya belum menemukan kecenderungan cara belajarnya, karena stimulus-stimulus itu tetap harus dijalankan.

Saya? Apa kelebihan saya?

Tekun, teliti, smart dan kreatif sepertinya. Tekun, karena saya merasa khawatir jika suatu pekerjaan belum selesai. Teliti, karena saya selalu 'cerewet' jika ada sesuatu yang mengganjal, termasuk mengingatkan pe er dan tugas anak-anak. Smart, karena mencoba mencari cara yang lain yang lebih mudah untuk mencapai tujuan. Kreatif, karena hampir selalu ada ide untuk 'mengemas' sesuatu, untuk hal-hal yang berhubungan dengan keluarga dan pekerjaan.

Ada satu kelebihan yang mungkin bisa saya kembangkan di rumah dan di dalam masyarakat, yakni membuat klub belajar menulis, bahasa Inggris, dan craft. Jikalau memungkinan ada juga semacam pelatihan yang diadakan di rumah guna meningkatkan kualitas saya sebagai ibu pada khususnya dan keluarga serta masyarakat pada umumnya, semacam memasak, berkebun, dan menjahit.

Untuk membantu keuangan keluarga agar tetap stabil, saya akan memulai berjualan online, menjadi reseller dan produsen. Dalam hal ini, suami adalah pemegang kendali. Saya manager dan anak-anak ditugaskan untuk menjadi asisten manajer, bidang produksi, dan pemasaran.

Meningkatkan kualitas berinteraksi online maupun offline dengan keluarga (suami dan anak-anak), tetangga atau pun teman sejawat, akan membantu saya meningkatkan 'kualitas' saya.

Tantangan yang akan kami hadapi diantaranya adalah ruang dan waktu. Seberapa jauhkah tempat bekerja saya, namun seberapa dekatkah 'intens'kah saya berhubungan dengan anggota keluarga yang lain. Seberapa lama kah saya tanpa mereka, namun seberapa 'bentar' kah saya memonitor anggota keluarga yang lain. 

Untuk meminimalisir kelebihan tantangan itu, maka kami harus menyediakan ruang dan waktu yang lebih sering untuk suami dan anak-anak. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi lebih sering dengan suami dan anak-anak, dan dengan lingkungan sekitar, sehingga akan yumbuh kepercayaan dan saling menjaga. Namun tetap, ditumbuhkan juga komitmdn dan konsekuensi jika suatu saat ada peraturan yang dilanggar.

Tantangan selanjutnya adalah kerabat dan lingkungan sekitar, tidak semua orang baik, namun banyak pula yang baik. Sehingga, harus ditanamkan nilai-nilai kebaikan di rumah secara offline dan online. Sehingga, ditanamkan juga untuk selalu waspada atau berhati-hati, seperti menyimpan barang pada tempat semestinya, mengecek apakah suatu barang sudah baik penyimpanannya atau belum. 

Mengidentifikasi wacana atau barang yang baik untuk di ungkapkan, yang penting dan genting. Juga, menjunjung tinggi kejujuran dan toleransi. 

Semoga dengan sedikit penjelasan-penjelasan ini, saya dan keluarga saya, bisa menemukan jati diri keluarga, yang saling mendukung, percaya, disiplin beribadah dan berwirausaha, juga berbagi dengan kerabat dan masyarakat. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar